Kamis, 31 Oktober 2013

Nabi Muhammad, Nomor 1 Dari 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah


100 tokoh

*** Terbit pertama kali tahun 1978, buku 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, sudah mengalami berkali-kali cetak ulang oleh beberapa penerbit Indonesia. Kini diterbitkan lagi dengan judul 100 Tokoh Paling Berpengaruh Di Dunia (Noura Books, 2012).
Bagaimana sang penulis buku, Michael C. Hart menggambarkan Nabi Muhammad? Berikut ini adalah kutipan selengkapnya dari edisi terbaru berbahasa Indonesia.


100 Tokoh2
Saya memilih Muhammad Saw. Sebagai tokoh teratas dalam daftar paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sejumlah pembaca dan dipertanyakan oleh yang lain. Namun, dialah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat berhasil, baik dalam hal keagamaan maupun sekuler.
Dari asal usulnya yang bersahaja, Muhammad Saw. Mendirikan dan mengembangkan salah satu agama besar dunia, serta menjadi pemimpin politik yang amat efektif. Saat ini, tiga belas abad pasca-wafatnya, pengaruhnya masih kuat dan merasuk.
Mayoritas nama-nama dalam buku ini memiliki keuntungan karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban, negeri-negeri yang sangat berbudaya atau penting dari sisi politik. Sebaliknya, Muhammad Saw. dilahirkan pada 570 di kota Mekah, di sebelah selatan Arabia, yang pada masa itu merupakan sebuah wilayah terbelakang di dunia, jauh dari pusat-pusat perdagangan, seni dan ilmu pengetahuan. Yatim-piatu sejak berusia enam tahun, beliau dibesarkan dalam lingkungan yang bersahaja. Tradisi Islam berkisah bahwa beliau tidak dapat membaca atau menulis. Posisi ekonominya membaik ketika berusia 25 tahun, dia menikahi seorang janda kaya. Meski begitu, kala beliau mendekati usia 40 tahun, hanya ada sedikit indikasi yang dapat menunjukkan kebesaran beliau.
Kebanyakan orang Arab pada masa itu menyembah berhala dan  percaya pada banyak dewa. Tapi, ada sejumlah kecil orang Yahudi dan Nasrani di Mekah; kemungkinan besar dari merekalah Muhammad Saw. pertama kali belajar tentang Tuhan yang Esa dan mahakuasa yang menguasai seluruh alam raya. Ketika berusia 40 tahun, Muhammad Saw. yakin bahwa Tuhan (Allah) yang Mahabenar ini berbicara kepadanya (melalui Malaikat Jibril) dan memilih beliau untuk menyebarkan agama yang benar.
Selama tiga tahun, Muhammad Saw. hanya berdakwah kepada teman-teman dan rekan dekat beliau. Lalu, sekitar 613, beliau mulai berdakwah di depan publik. Seiring dengan bertambahnya pengikut-pengikut baru, pihak penguasa Mekah mulai menganggapnya sebagai gangguan berbahaya. Pada 622, karena khawatir dengan keselamatannya, beliau mengungsi ke Madinah (sebuah kota yang berjarak sekitar 200 mil di utara Mekah, di mana dia ditawari posisi yang memberinya kekuasaan politik yang cukup besar.
Peristiwa ini – disebut Hijarah – adalah titik balik kehidupan sang Rasul. Di Mekah, beliau hanya memperoleh sedikit pengikut. Di Madinah, beliau memperoleh lebih banyak pengikut, dan segera mendapat pengaruh yang serta merta menjadikannya seorang penguasa aboslut. Selama beberapa tahun berikutnya, seiring jumlah pengikut yang meningkat pesat, serangkaian pertempuran terjadi antara Madinah dan Mekah. Perang ini berakhir pada 630 dengan kemenangan di pihak Muhammad Saw. yang kembali ke Mekah sebagai penakluk. Di 2,5 tahun sisa hidupnya, beliau menyaksikan suku-suku Arab berbondong-bondong memeluk agama baru ini. Ketika Muhammad Saw. wafat pada 632, beliau merupakan penguasa di seluruh bagian selatan Arabia.
Suku-suku Badui Arab memiliki reputasi sebagai petarung yang tidak takut mati. Tapi, jumlah mereka sedikit, serta dihantui oleh perpecahan dan perang antar saudara. Itu sebabnya mereka bukan ancaman bagi tentara-tentara kerajaan di wilayah-wilayah pertanian yang mapan di utara yang jumlahnya lebih besar.  Tapi, setelah Muhammad Saw. mempersatukan mereka untuk pertama kalinya dalam sejarah, dan terinspirasi oleh kepercayaan mutlak mereka terhadap keesaan Tuhan, pasukan Arab kecil ini melakukan serangkaian penaklukan paling mengagumkan dalam sejarah manusia. Di Timur laut Arabia, berdiri Imperium Neo-Persia yang diperintah oleh Dinasti Sassanid; di barat daya terletak Byzantium atau Kekaisaran Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel. Dari segi jumlah, orang-orang Arab bukanlah tandingan lawan-lawan mereka. Toh, di medan perang, justru mereka sangat berbeda.  Orang-orang Arab yang terinspirasi ini dengan cepat menaklukkan seluruh Mesopotamia, Suriah, dan Palestina.  Sampai tahun 642, Mesir dirampas dari tangan Kekaisaran Byzantium, sementara tentara Persia dihancurkan dalam perang-perang menentukan di Qadisiya pada 637 dan Nehavend pada 642.
Akan tetapi, penaklukan-penaklukan luar biasa ini – dilakukan di bawah pimpinan para sahabat dan pengganti Nabi, Abu Bakar dan Umar bin Khattab – tidaklah menandai penaklukan bangsa Arab. Pada 711, tentara-tentara Arab menyapu bersih seluruh Afrika Utara sampai Samudera Atlantik. Di sana mereka berbalik ke utara menyeberang Selat Giblatar dan menggilas kerajaan Visigoth di Spanyol.
100 tokoh3Untuk sesaat, tampaknya orang-orang Islam bakal menkalukkan seluruh kerajaan Nasrani di Eropa. Tapi pada 732, pada pertempuran Tours yang terkenal itu, satu pasukan Muslim yang bergerak maju sampai pusat Prancis, akhirnya dikalahkan oleh pasukan Franks. Meski begitu, dalam kurun waktu seabad penuh peperangan, orang-orang Badui ini – yang diilhami oleh sabda Nabi Saw. – telah mendirikan imperium yang membentang dari perbatasan India sampai Samudera Atlantik – imperium terbesar yang belum pernah disaksikan dunia sampai masa itu. Di mana pun tentara ini melakukan penaklukan, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya orang memeluk agama baru ini.
Kini, tidak semua penaklukan itu terbukti dapat dipertahankan. Orang-orang Persia – walaupun tetap memeluk agama Sang Rasul – meraih kemerdekaan mereka dari orang-orang Arab. Dan, di Spanyol, setelah lebih dari tujuh abad peperangan, orang-orang Nasrani akhirnya kembali menguasai seluruh semenanjung Iberia. Tapi Mesopotamia dan Mesir – dua tempat kelahiran peradaban kuno – tetap dikuasai orang Arab, juga seluruh pantai Afrika Utara. Tentu saja agama baru ini tetap berkembang di abad-abad sesudahnya, jauh melampaui batas penaklukan tentara Muslim. Saat ini, agama ini memiliki puluhan juta pengikut di Afrika dan Asia Tengah, dan lebih banyak lagi di Pakistan dan India Utara, serta juga Indonesia. Di Indonesia, agama baru ini menjadi faktor pemersatu. Tapi di subbenua India, konflik antara Islam dan Hindu masih menjadi hambatan besar untuk bisa bersatu.
Lantas, bagaimana kita akan menilai dampak keseluruhan Muhammad Saw. pada sejarah umat manusia? Seperti semua agama, Islam memiliki pengaruh besar pada kehidupan para penganutnya.  Untuk alasan inilah para pendiri agama besar di dunia menempati posisi atas dalam buku ini. Karena jumlah orang Nasrani di dunia ini sekitar dua kali lipat lebih banyak daripada Muslim, awalnya mungkin tampak aneh bila Muhammad Saw. diberikan peringkat yang lebih tinggi dari Yesus. Ada dua alasan utama di balik keputusan ini. Pertama, Muhammad memainkan peran yang jauh lebih penting dalam perkembangan Islam ketimbang Yesus dalam perkembangan agama Nasrani. Meskipun Yesus yang bertanggung jawab terhadap prinsip-prinsip moral dan etika Nasrani (sejauh ini berbeda dari Yudaisme), namun Santo Paulus yang menjadi pengembang utama teologi Nasrani, penyebar utamanya, dan penulis sebagian besar Perjanjian Baru.
Tapi, Muhammad Saw. bertanggung jawab terhadap teologi Islam maupun prinsip moral dan etiknya. Selain itu, beleiau juga memainkan peran kunci dalam penyebaran agama baru ini dan dalam pendirian praktik religius Islam. Labih dari itu, dialah penulis kitab suci umat Muslim, Al-Qur’an, kumpulan sabda Muhammad Saw. yang dipercayanya sebagai wahyu Tuhan. Kebanyakan sabda ini disalin dalam hari sepanjang masa hidup beliau dan dikumpulkan dalam bentuk tulisan tidak lama setelahy beliau wafat. Karena itu, Al-Qur’an sangat dekat mewakili pemikiran dan ajaran Muhammad Saw., serta – sampai tahap tertentu – setiap katanya. Tidak ada kompilasi yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Kristus yang masih tersisa saat ini. Karena Al-Qur’an setidaknya sama pentingnya bagi Muslim seperti halnya Injil bagi orang Nasrani, pengaruh Muhammad Saw. melalui medium Al-Qur’an pada Islam lebih besar daripada gabungan pengaruh Yesus Kristus dan Santo Paulus pada agama Nasrani. Dari sudut agama, tampaknya Muhammad Saw. sama berpengaruhnya pada sejarah manusia seperti halnya Yesus.
Lebih dari itu, Muhammad Saw. (tidak seperti Yesus) tidak hanya seorang pemimpin religius, tapi juga seorang pemimpin sekuler. Bahkan, sebagai kekuatan di balik penaklukan-penaklukan Arab, dia mungkin merupakan pemimpin politik paling berpengaruh sepanjang sejarah.
100 tokoh4Dari segi banyak peristiwa penting dalam sejarah, bisa saja orang berkata bahwa semua itu tidak terhindarkan dan tetap akan terjadi tanpa panduan politik tertentu. Sebagai contoh, koloni-koloni di Ameerika Selatan mungkin akan tetap merebut kemerdekaan mereka dari Spanyol bahkan jika Simon Bolivar tidak pernah dilahirkan. Tapi, tidak demikian halnya dengan penaklukan Arab. Hal seperti itu tidak pernah terjadi sebelum Muhammad Saw. dan tidak ada alasan untuk memercayai bahwa penaklukan-penaklukan itu akan terjadi tanpa kehadirannya. Satu-satunya penaklukan yang dapat disetarakan dengan ini dalam sejarah manusia adalah para orang Mongol di abad ke-13, yang terutama disebabkan oleh pengaruh Genghis Khan. Tapi penaklukan-penaklukan ini –   walaupun lebih luas daripada yang dilakukan orang Arab – tak terbukti permanen. Satu-satunya wilayah yang diduduki orang Mongol saat ini adalah yang mereka duduki sebelum masa Genghis Khan.
Jauh berbeda dengan penaklukan-penaklukan orang Arab. Dari Irak sampai Maroko, terbentanglah jalinan negara-negara Arab yang dipersatukan bukan hanya oleh keyakinan mereka terhadap Islam, melainkan juga oleh bahasa, sejarah, dan budaya Arab. Sentralitas Al-Qur’an dalam agama Islam dan fakta bahwa kitab ini ditulis dalam bahasa Arab mungkin mencegah bahasa Arab terpecah menjadi dialek-dialek yang tidak saling dimengerti, yang mungkin saja terjadi dalam 13 abad berikutnya. Perbedaan dan perpecahan antar negara Arab ini tentu terjadi. Namun, perpecahan parsial ini tak boleh membutakan mata kita dari unsur-unsur penting persatuan yang terus bertahan. Sebagai contoh, baik Iran maupun Indonesia, keduanya merupakan negeri penghasil minyak dan beragama Islam, tidak ikut bergabung dalam embargo minyak pada musim dingin 1973-1974. Bukan kebetulan bahwa semua negara Arab – dan hanya negara-negara Arab – yang berpartisipasi dalam embargo ini.
Di sini kita dapat melihat bahwa penaklukan-penaklukan Arab di abad ketujuh terus memainkan peran peting dalam sejarah manusia, bahkan sampai saat ini. Ini merupakan kombinasi tidak tertandingi dari pengaruh sekuler dan religius yang saya rasa membuat Muhammad Saw. layak dijadikan sebagai tokoh paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. ∆
100 Tokoh - Michael H Hart

Tidak ada komentar: