Kamis, 10 April 2014

Kamus Kata-kata Khusus Al-Qurãn (1) (Al-Fatihah)




1.      Kata ar-rahmãn maupun ar-rahîm keduanya merupakan kata sifat yang sama-sama diambil dari rahmatun (rahmah), yang berarti kasih-sayang. Keduanya juga dibentuk dari pola-pola (wazn) yang mengandung arti “sangat” atau “maha”. Banyak penafsir berpendapat bahwa yang pertama mengandung pengertian umum (ditujukan kepada semua orang, bahkan makhluk), sedangkan yang kedua bermakna khusus (hanya ditujukan kepada para mu’min). Pendapat tersebut bisa dibenarkan bila kata ar-rahmãn dihubungkan dengan ar-rahmãnu ‘alal-arsyistawa... dan ar-rahîm dihubungkan dengan wa kana bil-mu’ninina rahiman...
2.      Kata hamdun adalah pujian yang berkaitan dengan kakaguman dan cinta. Bentuk definitifnya, al-hamdu adalah ungkapan tunggal bermakna jamak; yaitu mencakup berbagai bentuk pujian, kekaguman, dan cinta yang secara keseluruhan hanya layak ditujukan kepada Allah. Ada pendapat yang mengatakan bahwa hamdun lebih luas dari syukrun yang hanya merupakan ungkapan terimakasih untuk konteks pemberian tertentu yang baru diterima.
3.      Rabb(un) adalah istilah yang mencakup pengetian pencipta, penyelenggara, pemelihara, pelindung, pengendali, pembimbing, pendidik, dlsb.  Tak ada satu pun kata dalam bahasa Indoneia yang setara dengan istilah rabb.
4.      Ãlamîna adalah jamak dari ‘ãlam(un) dalam bentuk majrũr(un). Bentuk marfû’(un)-nya adalah ãlamũna. Makna istilah ini mengacu kepada semua makhluk Allah, baik malaikat, jin, manusia maupun segala makhlum yang terdapat di dalam semesta alam.
5.      Sungguh menarik bahwa matan (teks) Al-Qurãn dimulai dengan penyebutan sifat-sifat utama Allah. Ini sepantasnya mengingatkan kita bahwa tiada sesuatu pun di dalam semesta alam ini yang luput dari penyelenggaraan, kendali, pemeliharaan, dan kasih-sayang Allah.
6.      Mãlik(un) selain berarti pemilik juga berarti penguasa, pemegang, pengendali, dan sebagainya.
7.       Yaum(un) adalah kata benda yang berarti waktu dalam arti bilangan waktu mulai dari detik dan seterusnya. Bisa juga berarti kesatuan (unit) waktu tertentu seperti hari, periode, zaman, kurun, dan sebagainya. Tapi dalam ayat ini yang menjadi penentu maknanya adalah kata mãlik(un) dan ad-dĩn(u).
8.      Dĩn(un) adalah kata benda yang mempunyai banyak arti, sesuai dengan konteksnya. Ia bisa berarti pengadilan, perhitungan, pembalasan, pemberian imbalan, agama, jalan hidup, organisasi, komunitas (jama’ah),  dan lain-lain.