Kamis, 31 Oktober 2013

Bagaimana Membaca Al-Qurãn? (Hasil dialog dengan seorang da'i muda yang bersemangat)

Tanya
    Tertib urutan surat dan ayat Alquran yang kita baca sekarang ini adalah hasil susunan Muhammad berdasarkan taufik dari Allah. Dan kita membacanya dari Al-Fãtihah – An-Nãs seperti membaca sebuah pembahasan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya. Maka kemudian ada yang membacanya dengan pendekatan tematik, ada pula yang membacanya sesuai dengan urutan nuzulnya. Pertanyaan saya: Ada maksud apa kitab Al-Qurãn yang ada saat sekarang ini tersusun tidak seperti urutan nuzulnya?

Da'wah Itu Bukan...


Da'wah itu bukan (hanya) membacakan ayat dan hadis
Bukan hanya cuap-cuap di mimbar tabligh akbar
yang membuatmu jadi orator tersohor
Bukan hanya tampil di media elektronik
yang membuatmu terkenal, banyak uang, dan jadi bintang

Da'wah adalah membetuk kepribadian, keluarga, dan umat
yang mau hidup dengan Al-Qurãn
sehingga wahyu yang semula hanya gagasan
melalui da'wah – secara perlahan – mewujud jadi kenyataan!

Da'wah adalah mobilisasi…
Adalah pengerahan segala potensi setiap diri
Da'wah ibarat roda dengan ribuan jar-jari
Setiap jari-jari membentuk titik-titik koordinat
yang semua sama penting mewakili daya bakti umat

Mari berda'wah untuk membangun diri, keluarga, dan umat!
Mari kerahkan segala sumber daya
Mari pilih posisi diri dalam koordinat yang pasti

Mari berperan sesuai kemampuan
Mari sambut kepercayaan yang diberikan Tuhan
- dengan penurunan Al-Qurãn –
Agar kita menjadi perpanjangan tanganNya
Mewujudkan hidup kasih sayang
Keadilan
Kemakmuran
Kedamaian
Di dunia


Bekasi, Senin 29/10/ 2012

Al-Qurãn: Rujukan Pembangunan Akhlak Mulia

Bila Anda pernah nyantri, Anda pasti kenal betul apa yang disebut marãji'(u).

Harfiah, marãji' adalah jamak dari marja'(un), yang berarti "tempat kembali".

Dan "tempat kembali" ini adalah istilah untuk menyebut kitab rujukan, alias referensi (reference).
Di pesantren, yang lazim disebut marãji' biasanya adalah kitab-kitab tua dalam berbagai bidang ilmu (fiqh, tafsir, ilmu-ilmu bahasa, sejarah, dan lain-lain), yang juga populer disebut kitab kuning, karena kebetulan dicetak di atas kertas berwarna kuning. (Benar-benar kertas berwarna kuning; bukan menjadi kuning karena tua).

Minoritas Militan Sebagai Perintis Perubahan Sosial



Pengertian Istilah

1. Minoritas: (Ing.: minority) kelompok kecil; kelompok yang jumlah anggotanya sedikit.
2. Militan: (Ing.: militant) orang yang semangat juangnya tinggi.
3. Perintis: (dari kata rintis = jalan kecil di hutan) pembuka jalan; orang yang mengawali suatu pekerjaan; pelopor, dsb.
4. Perubahan sosial: perubahan masyarakat dari suatu keadaan kepada keadaan lain, misalnya dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.

Nabi Muhammad, Nomor 1 Dari 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah


100 tokoh

*** Terbit pertama kali tahun 1978, buku 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, sudah mengalami berkali-kali cetak ulang oleh beberapa penerbit Indonesia. Kini diterbitkan lagi dengan judul 100 Tokoh Paling Berpengaruh Di Dunia (Noura Books, 2012).
Bagaimana sang penulis buku, Michael C. Hart menggambarkan Nabi Muhammad? Berikut ini adalah kutipan selengkapnya dari edisi terbaru berbahasa Indonesia.

Rabu, 30 Oktober 2013

4 Ciri Masyarakat Idaman

Tentu bukan masyarakat seperti ini yang kita idamkan...

Berikut ini adalah gambaran masyarakat idaman, dengan ciri:

Saling hormat (at-tahiyyãt)
Saling memakmurkan (al-mubãrakãt)
Saling memanuhi harapan (ash-shalawãt)
Saling berlomba melakukan kebaikan (ath-thayyibãt)

Allah Mengajar Dengan Tiga Bahasa


1. Bahasa lisan
Bahasa lisan (dan tulisan – bisa juga disebut 'ayat qauliyah'!) diciptakan untuk melakukan komunikasi secara kognitif intelektual. Bentuk bahasa yang satu ini adalah bahasa standar dan terpenting, yang memiliki alat ungkap yang sangat kaya, bahkan nyaris sempurna, sehingga menjadi alat utama Allah untuk berkomunikasi dengan makhlukNya. Karena itu mempelajari bahasa lisan, sampai ke tingkat mahir, adalah kewajiban manusia yang utama. Dan kewajiban  utama itu juga pada hakikatnya adalah kebutuhan utama manusia pula; karena dengan bantuan bahasa lisan itu, manusia melakukan pembangunan sisi intelektualnya. Membngun alam pikiran dan perasaannya. Membangun alam kesadarannya sebagai  al-hayawãnun-nãtiq(u), alias hewan yang berlogika.

Kebenaran Al-Qurãn Menjamin Kebenaran Yang Lain


Al-Qurãn adalah kita yang selalu menjadi bahan tulisan, dan mungkin merupakan kita yang paling sering dibaca dan dipelajari.  Untuk membuktikannya, cukuplah dengan menyebut cabang ilmu yang dikenal sebagai 'ulûmul-Qurãn, yang jelas lahir sebagai hasil dari pengkajian kitab suci ini. Selama lebih
dari 14 abad, Al-Qurãn mengilhami jutaan orang untuk mengkajinya, dan mengambil darinya hikmah-hikmah yang tak kunjung habis untuk menjalani hidup ini.

Selasa, 29 Oktober 2013

Mengapa Al-Qurãn Merupakan Mu’jizat Yang Berbeda?

Membandingkan Al-Qurãn, sebagai mu'jizat Islam, dengan mu'jizat-mu'jizat  beberapa rasul sebelum Muhammad, kita melihat perbedaannya yang begitu yang begitu menyolok. Karena semua adalah kejadian yang berlangsung di masa lalu, mu'jizat Musa dan Isa tidak bisa dibuktikan kebenarannya baik oleh penganut Yahudi maupun Kristen, karena kejadian-kejadiannya tidak bisa menjadi bahan ujian. Di lain pihak, Al-Qurãn adalah sesuatu yang masih ada, dan mengajukan tantangan bagi setiap orang yang meragukannya untuk melakukan pengujian secara keseluruhan, sekehendak hati mereka. Barangkali inilah yang menyebabkan Al-Qurãn selalu menjadi bahan kajian dari masa ke masa.

Apakah gerangan mu'jizat itu?

Sifat sebuah mu'jizat adalah salah satu segi yang paling penting, karena apa yang disebut mu'jizat adalah sesuatu yang dikatakan orang sebagai bertentangan dengan hukum alam. Karena itu, penemuan-penemuan ilmiah, misalnya, bukanlah mu'jizat; karena gejala alam yang dikemukakan para penemu memang sudah ada di alam.

Karena itu, sebuah penemuan ilmiah tak pernah bisa dikembangkan menjadi tongkat yang bisa digunakan untuk membelah laut, seperti tongkat Musa (atau setidaknya kita belum menyaksikan hal itu).
Hanya Nabi Musa yang bisa membelah laut dengan tongkatnya, 'atas ijin Sang Pencipta dan Pengendali segala hukum. Bersamaan dengan itu, juga tak ada orang yang bisa menghidupkan orang mati dengan hanya menyentuhnya, kecuali Nabi Isa. Juga karena ijin Allah. Karena itu, mu'jizat adalah tantangan. Bukan bagi
kecerdasan manusia, tapi bagi kemampuan menaklukkan hukum alam.

Juga bagi mu'jizat yang harus diterima secara demikian, hal itu harus melibatkan keistimewaan setiap orang.
Bangsa Mesir, misalnya, unggul dalam ilmu sihir dari bangsa-bangsa lain di zaman Musa, namun mu'jizat Musa mengalahkan ilmu sihir mereka. Bangsa Israel di masa Isa, unggul dalam ilmu pengobatan, tapi ilmu mereka tidak mampu menghidupkan kembali orang mati.

Mu'jizat-mu'jizat demikian (bila benar-benar terjadi seperti yang dipercaya begitu!) hanya bisa dipercayai oleh para saksi mata, misalnya seperti para ahli sihir Fir'aun yang lantas mengakui kerasulan Musa tanpa ragu.

Mu'jizat Al-Qurãn

tidak berbeda dengan mu'jizat para rasul selain Muhammad. Bangsa Arab pada masa
Nabi Muhammad telah mencapai kesempurnaan berbahasa. Mereka percaya bahwa dalam
kemampuan berbahasa, mereka sudah mencapai taraf fashih, melebihi semua bangsa. Literatur mereka adalah bukti nyata. Tapi Al-Qurãn terbukti mengungguli kefasihan mereka, dan mengalahkan balãghah (sastra; retorika) mereka. Karena itu, mereka tak mampu memenuhi tantangan Al-Qurãn untuk menyusun satu surat, atau bahkah satu ayat saja, yang setara dengan surat atau ayat Al-Qurãn, dalam keunggulan sastranya.

Dengan demikian, Al-Qurãn menjadi mu'jizat yang nyata bagi mereka (bangsa Arab), sampai sekarang.∆

Sumber: What Everyone Should Know
About The Qur'an, Dr. Ahmed Abdel-Fattah Al-Laithy.

Keistimewaan Ajaran Islam

Vwb 
Allah telah membuat ajaran Islam mudah dipahami dan dilaksanakan. Ajaran Islam cocok untuk semua keadaan spiritual, psikologis, dan ssosial semua orang, di semua zaman.
Ajaran Islam mempunya keunikan sebagai berikut:

1.  Rasional: Para pencari kebenaran akan
menemukan bahwa ajaran Islam sangat logis 
dan masuk akal.

7 Saran Untuk Memperbaiki Hubungan Anda Dengan Al-Qurãn


Apakah anda salah seorang yang jarang menyentuh Al-Qurãn? Atau, justru anda membacanya setiap hari, tapi tidak merasakan manfaat atau hasil yang semestinya? Apa pun masalahnya, di bawah ini ada saran-saran sederhana untuk menjalin hubu-ngan baik dengan Al-Qurãn.

1. Sebelum menyentuhnya, periksa hati anda

Ini cara yang benar-benar bermanfaat sebelum anda memegang Al-Qurãn. Tanya hati anda, sejujurnya, mengapa anda hendak membacanya. Apakah anda hanya ingin mendapatkan sebuah informasi, yang kemudian anda abaikan? Ingatlah bahwa Rasulullah saw digambarkan oleh istri beliau sendiri (Aisyah) sebagai Al-Qurãn berjalan (the walking Qurãn). Dengan kata lain, beliau tidak  hanya membaca Al-Qurãn, tapi hidup berdasar Al-Qurãn.

Jurnal KPA (Anda bisa ikut mengisinya!)

Mub
Bulan Mei lalu, telah terbit Junal KPA  edisi perdana, dengan jumlah sangat terbatas, karena dananya juga memang sangat terbatas. Saya berharap jurnal ini, pada tahap awal, bisa terbit minimal 4 bulan sekali.
Tapi, lagi-lagi karena tak ada dananya, edisi kedua yang seharusnya sudah terbit bulan September, ternyata tidak bisa terbit.

Kapan Al-Qurãn Menjadi Imam?


Pada  waktu kecil saya diajari orangtua bahwa  di  dalam kubur nanti kita akan ditanya malaikat. Isi pertanyaannya adalah, pertama man rabbuka (Siapa tuhanmu)? Jawabannya  adalah Allahu rabby (Tuhanku Allah). Kedua, man nabiyuka (Siapa nabimu)? Jawabannya: Muhammadun nabiy (Nabiku Muhammad). Ketiga, ma immamuka (Apa imam kamu)? Jawabnya: Al-Qurãnu imamy (Imamku Al-Qurãn).
Bila pertanyaan-pertanyaan itu tidak dijawab dengan  benar,  malaikat akan memukul kita dengan gada.  Sekali  pukul badan kita remuk, tapi kemudian diutuhkan lagi, lalu ditanya lagi, dan begitu seterusnya.
Pendeknya, tidak mampu menjawab berarti menikmati siksaan.

Khatam Al-Qurãn 3 Hari Sekali?

Tahukah Anda?
Bahwa Rasulullah pernah mengatakan:  Siapa yang membaca habis (khatam) Al-Qurãn
kurang dari tiga malam,
maka dia tidak akan mampu memahaminya? (HR. At-tirmidzi).

مَنْ قَرَأَهُ فِى أَقَلَّ مِنْ ثَلاَثٍ لَمْ
يَفْقَهْهُ - الترمذى

Tapi, siapakah di antara kita yang mampu mengkhatamkannya dalam tiga malam?
Di antara para sahabat Rasulullah, konon, Abdullah bin Amru bin Ash adalah orang yang mampu mengkhatamkan Al-Qurãn setiap malam. Ketika hal itu  diketahui oleh Rasulullah, beliau khawatir hal itu malah akan membuatnya jadi jenuh (bosan). "Tamatkanlah membacanya sekali dalam sebulan," kata Rasulullah.

Kisah Di Balik Sebuah Buku Lama

Xrb

Buku lama (terbitan tahun 1974) yang jadi rujukan para cendekiawan ini saya temukan di penjual buku bekas tahun 2006 di Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Lantas, apa isi buku yang dianggap klasik ini?

Al-Qurãn Sebagai Kitab Sastra

Sudah jadi pengetahuan umum, di kalangan ulama tafsir, bahwa Al-Qurãn adalah sebuah kitab yang mempunyai nilai sastra yang tinggi.
Mungkin karena itulah pula, maka di dalam rentetan daftar "ilmu alat" untuk mempelajari Al-qurãn tercatat "ilmu balãghah", yang dulu disebut ilmu sastra Arab, tapi belakangan disetarakan dengan stilistika (stylistic), alias ilmu tentang gaya bahasa.

Masa Depan Dan Gaya Hidup Kita

Apakah sebenarnya yang dimaksud masa depan itu?
Manusia lahir, tumbuh, menjadi anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan akhirnya mati.  Ketika menyebut istilah "masa depan", kebanyakan kita membayangkan sebuah masa tua yang tenang, karena
punya rumah besar, cukup makanan dan pakaian, semua anak-anak telah menjadi "orang", dan telah melahirkan banyak cucu yang sehat sejahtera,  dan kita duduk beruncang-uncang kaki di atas kursi goyang, menyaksikan keriangan para cucu yang akan menyambung sejarah kita.

Itukah yang dimaksud "masa depan"? Itukah "sorga dunia" yang kita idam-idamkan, yang membuat kita semua sekarang tidak berhenti memutar otak, membanting tulang dan memeras keringat?

Senin, 28 Oktober 2013

Tiga Hal Terpenting

 
 Ada sebuah Doa Rasulullah yang mengisyaratkan pesan beliau tentang tiga
hal utama dalam kehidupan, yaitu ad-dîn(u), dengan catatan bahwa yang dimaksud adalah Dînul-Islãm, ad-dunyã(u), dan al-ãkhirat(u).

Pesan tersebut tersirat dari doa yang berbunyi demikian:

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِيْنِيَ الَّذِى
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَايَ الَّتى فِيْهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ
لِى آخِرَتِيَ الَّتِى فِيْهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى
كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَى مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah! Perbaikilah dînku, yang merupakan pelindung urusanku; dan
perbaikilah duniaku yang merupakan tempat hidupku, serta perbaikilah akhiratku
yang merupakan tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai peningkatan untuk
segala kebaikan, dan jadikanlah kematianku sebagai penghentianku dari segala
keburukan. (Hadis Muslim dari narasumber Abu Hurairah).

Mati Di Alat



Menyebut kata “alat”, otak saya langsung riuh, gemuruh, padat dengan banyak gagasan tentang “alat”, sehingga saya nyaris tersesat, hampir linglung karena bingung.

Untung saya sudah terlatih berpikir runut, sehingga kata “alat” yang mendadak tampil genit dan liar bagai serombongan ular kepanasan itu segera dapat saya sambar kepalanya!

Tool maker

Manusia adalah tool maker (pembuat alat), walau Allah sudah membekalinya dengan banyak alat. Bahkan dengan bekal otak yang paling besar, yang otomatis membuatnya paling cerdas, manusia kok tak kunjung berhenti membuat alat.

Banyaknya jumlah alat yang dibuat, agaknya, menandai ‘kebutuhan’ manusia yang tak ada habisnya. Dan ini, dalam permenungan saya di tengah riuhnya sebuah mall, akan menyebabkan manusia jatuh menjadi makhluk yang paling ironis. Menjadi makhluk paling pintar sekaligus paling bodoh, dan celaka pula!

Lho, kok bisa?

Terjebak di sebuah outlet hp yang menawarkan ribuan hp dengan ratusan merek, saya membaca iklan sebuah merek hp, yang menawarkan salah satu fiturnya: pemasangan foto pemilik, alamat email, nomor pin, dan kotak yang bisa diisi komentar. Yang menarik, contoh komentar yang diberikan adalah kalimat bahasa Inggris berbunyi: Loving the party! (Suka dengan pestanya!).
Saya terbengong.
Jadi, segala merek hp yang semakin lama semakin sarat dengan berbagai fitur yang cangih-canggih itu, ujung-ujungnya hanya melayani ‘kebutuhan’ manusia untuk ‘berpesta’?

Anda tentu boleh membantah.

Tapi Al-Qurãn sudah memperingatkan bahwa kebanyakan orang bakal terjebak dalam bentuk kehidupan yang nilainya hanya ‘senda gurau dan bermain-main’!

Hp android

Saya pulang dengan membawa hp android yang dibelikan teman, yang dengan jenakanya mengatakan bahwa hp tersebut adalah buatan Cinta tapi ”Ngga Cina-Cina banget”! Entah apa maksudnya.

Yang jelas, saya mendapatkan alat baru yang membuat saya punya pekerjaan baru: mempelajari fitur-fitur dalam hp tersebut. Dan, lagi-lagi saya terhenyak ketika menghadapi hidangan puluhan gadget (harfiah: alat kecil), yang intinya menawarkan berbagai macam kesenangan, yang segera mengingatkan saya kembali pada kalimat Inggris di atas: Loving the party.

Ya, gadget-gadget itu, pada dasarnya hanya mengajak saya untuk menyikapi hidup sebagai mata rantai party (pesta). Bersenang-senang. Dan karena bersenang-senangnya dengan menggunakan hp, yang hanya digunakan oleh saya sendiri, saya pun teringat kata-kata seorang teman, yang menyebut bahwa kebanyakan manusia sekarang adalah penderita autis. Asyik dengan dunia sendiri.

Saya teringat pula kata-kata istri, yang mengutip ucapan temannya, bahwa sekarang hubungan manusia dengan hp adalah ibarat anjing dengan tulang.

Sedentary life

Konon, dengan segala alat yang dibuatnya, manusia ingin hidupnya semakin mudah, semakin menyenangkan, dan semakin mampu untuk menikmati segala sesuatu yang ada di dunia ini.

Namun, benarkah demikian? Tidakkah dengan semakin banyaknya alat, manusia malah jadi semakin manja, malas bergerak, dan bahkan kemudian mengembangkan gaya sedentary life yang mengundang banyak penyakit?

Tapi, lucunya, bagi orang Indonesia, sedentary life (kebanyakan ‘beraktifitas’ di tempat duduk) itu kok malah jadi cocok dengan “kedudukan” manusia, yang memang merupakan “penduduk” bumi!

Dan, tahukah anda bahwa manusia yang paling banyak duduk adalah manusia yang paling pintar dan berkuasa di dunia? Mereka adalah manusia yang paling banyak bekerja dengan otak, walau tidak mesti menghasilkan pemikiran yang mulia. Mereka bisa berupa raja, presiden, ulama, pendeta, jenderal, guru, ilmuwan, penulis, dan lain-lain, yang menjadikan manusia-manusia lain sebagai ‘alat’ untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. ...

Teknologi dan santri

Kebutuhan manusia akan alat-alat tambahan, selain yang dibekali Allah, telah melahirkan cabang ilmu poluler bernama teknologi, yang konotasinya berarti “ilmu alat” (ilmu untuk menciptakan alat).

Tapi, di pesantren, ilmu alat adalah sebutan untuk cabang-cabang ilmu yang secara praktis maupun asumsi merupakan alat untuk memahami Al-Qurãn. Di antara cabang-cabang (= disiplin) ilmu alat itu, terdapat ilmu-ilmu bahasa yang manfaatnya memang mendasar sekali, yaitu ilmu sharaf (morfologi), ilmu nahwu (sintaksis), dan ilmu balaghah (stilistika). Selebihnya, kita akan temukan daftar panjang tentang ilmu-ilmu yang populer dengan sebutan ‘ulumul-qurãn (ilmu-ilmu Al-Qurãn), yang untuk mengkaji tuntas semua itu dibutuhkan waktu belasan atau puluhan tahun.

Anehnya, daftar panjang ilmu alat itu, kok belum mampu melahirkan para santri yang mampu menulis tafsir final Al-Qurãn. Bahkan, ironisnya, dengan ilmu-ilmu yang dipelajari secara serentak dan bersama-sama di berbagai pesantren dan sekolah tinggi agama itu, kok tidak mampu merukun-kompakkan umat Islam?

Mengapa?

Saya kok jadi ingat lagi hubungan manusia dengan hp. ...

Jangan-jangan ilmu-ilmu alat itu telah menawarkan kenikmatan-kenikmatan yang menimbulkan penyakit autis, atau menumbuhkan ‘sindrom’ hubungan anjing dengan tulang.

Kita menjadi asyik dengan alat.

Menjadi “mati di alat”.

Bukan mati badan. Tapi mati gerak. Mati gaya. Walau selalu merasa gaya.

Alat yang seharusnya membebaskan kita dari kesulitan untuk mencapai satu tujuan, eh malah menjebak kita dalam kesenangan ‘autistik’. Dalam ‘pesta-pesta’ yang menghanyutkan. Membuat kita tenggelam dalam kesibukan menikmati dunia yang hakikatnya fana. Bakal musnah. Dan membawa kita musnah.
Ya! Itu pasti...

Kecuali bila kita pedulikan peringatan Allah, misalnya, dalam surat Al-Ashr. ∆

Bekasi, 23.31, 31 Juni 2013.

Sejarah Pertumbuhan Ilmu Tafsir

Pendahuluan

Ia memberi judul buku ini Ushûlu-Tafsîr (harfiah: Asas-asas Ilmu Tafsîr), yang pada hakikatnya mengacu pada cabang-cabang ilmu yang dibutuhkan agar dapat menafsirkan Al-Qurãn secara cermat. Di dalamnya tercakup ilmu sharaf dan nahwu, pustaka (literatur) berbahasa Arab dan ilmu-ilmu Al-Qurãn (‘ulumul-Qurãn).
Keakraban dengan bidang-bidang kajian modern, seperti ilmu-ilmu murni dan ilmu-ilmu sosial, juga dibutuhkan penafsir zaman sekarang untuk menghasilkan penjelasan-penjelasan tentang Al-Qurãn yang sejalan dengan masyarakat modern.

Kronologi Sejarah Da’wah Islam

 
Periode Awal


I. Periode Nabi Muhammad

(Dalam urutan nomor, tahun Masehi, dan peristiwa).
1. 570: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib lahir
2. 595: Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid
3. 608: Pemugaran Ka’bah; Muhammad jadi pendamai (bukti ketokohan Muhammad sebelum menjadi Rasul).

Bee The Change Mengingatkan Pentingnya Lebah

A0b

Jumlah lebah di Inggris dan Amerika berkurang.

Seorang bernama Malcolm memimpin gerakan bernama Bee The Change yang disosialisasikan melalui sarana Causes.com yang disediakan Facebook. Hasilnya, pertengahan Desember 2012, para anggota parlemen Inggris bersidang tentang penggunaan pestisida bernama neo-nicotinoid yang berpengaruh pada berkurangnya populasi lebah tersebut. Maka, mereka pun menandatangani petisi yang diterbitkan Malcolm di Causes.com, yang telah ditandatangani oleh 20.000 pendukung. Parlemen Inggris kemudian membuka perdebatan tentang kemungkinan untuk melarang penggunaan pestisida tersebut di Inggris.

Minggu, 27 Oktober 2013

Al-Qurãn Sepintas Kilas (1)

Pembukaan

Surat pertama dari Al-Qurãn dinamai Al-Fãtihah, yang harfiahnya berarti pembuka atau pembukaan. Tapi tidak seperti pembukaan atau pendahuluan buku-buku pada umumnya, isi Al-Fãtihah ‘lebih mirip’ sebuah ikrar, atau sebuah proklamasi, atau semacam sumpah, yang dinyatakan oleh sekelompok orang, atau sebuah komunitas yang unik, yang diwaklili dengan kata ganti “kami”, yang justru baru muncul pada ayat 5 dan 6.
Ayat pertama sampai keempat dari surat ini adalah kalimat-kalimat langsung, kalimat-kalimat kata kerja (verbal), yang tidak lengkap, karena kata kerjanya tidak ditampilkan (la tuktabu wala tunthaq). Sebuah ciri dari bahasa lisan alias bahasa percakapan. Tapi, harap dicatat, kendati berupa bahasa percakapan, bahasa Al-Qurãn adalah bahasa yang bernilai sastra sangat tinggi, menandai narasumbernya sebagai ‘sastrawan lisan’ yang sangat piawai ‘bermain’ dengan bahasa!

Ya, bentuk bahasa Al-Qurãn memang bahasa percakapan bernilai sastra tinggi!

Tapi sastra Al-Qurãn bukanlah sastra yang rumit.

Sering kali, sastra Al-Qurãn tampak sangat sederhana, namun tak pernah kehilangan daya pukaunya.
Namun, betapa pun sederhananya sastra Al-Qurãn, ia sangat sulit – bahkan mustahil – untuk ditaklukkan oleh penerjemah dari bahasa apa pun.

Kemustahilan itu terutama terletak pada ciri sajaknya yang muncul konsisten dan tetap harmonis, tanpa kejanggalan, tetap kompak, tajam, dan selalu indah. Tak akan pernah anda temukan seorang pun penyair dunia yang mampu menulis syair panjang, yang mampu menjaga konsistensi sajaknya tanpa cacat. Hanya Sang Pencipta bahasa sendirilah yang mampu berkarya demikian.

Kefasihan Bahasa Al-Qurãn


Dr. Abdul Radhi Muhammad Abdul Mohsen

Kefasihan bahasa Al-Qurãn Ini mencakup:

A – Ungkapan (expression): kefasihan ungkapan Al-Qurãn mempunyai dua sisi: kemurnian, dan daya pukau.
B - Makna: kefasihan Al-Qurãn dari sisi makna begitu jelas dalam tiga sisi:

1. Maknanya jelas dalam kata-katanya sendiri.

2. Makna berpadu-padan dengan kata, sehingga tidak ada kekacauan dalam kata dan tidak pula dalam makna. Ada pepatah Arab mengatakan, “Pembunuhan menghentikan pembunuhan,” dan Allah mengatakan:
“Ada kehidupan di balik Qishahs... (2: 179)

Sabtu, 26 Oktober 2013

Ibuku Mengilhamiku Untuk Mendalami Al-Qurãn

Ini adalah pengakuan pria bernama Khurram Murad.

"Saya belajar Al-Qurãn di ujung lutut ibu.  Berdasar arahannya, saya belajar bahasa Arab.
Saya dikirim ke sekolah Maulawi Saheb yang memberi saya pelajaran dasar
yang masih kasar, yang baru belakangan bisa saya tata sendiri. Menyaksikan Ibu
bertekun mempelajari Al-Qurãn, 
membacanya dan berusaha memahaminya, berjam-jam, menyebabkan hati saya
seperti diterangi sepercik cahaya, yang terus menyala sepanjang hidup saya, dan
akhirnya, melalui contoh dan dukungan diam-diam namun kuat yang diberikannya,
saya pun menemukan jalan untuk berjuang di jalan Allah."
Kemudian, melalui sebuah tulisan yang cukup panjang, Khuram
Murad memaparkan kiat untuk mengakrabi Al-Qurãn, yang intinya adalah sebagai
berikut.

Jumat, 25 Oktober 2013

Pemberitahuan



Assalamu 'laikum wr.wb. 

Blog ini adalah ‘pindahan’ dari Komunitas Pembelajar Al-Qurãn (KPA) dalam page Causes yang disediakan Facebook.

Karena pasilitas tersebut tampilan dan cara penyelenggaraanya sering  berubah-ubah, dan terasa ada kekurangan yang besar bagi saya, misalnya di sana tak bisa menampilkan tulisan-tulisan panjang dan lain-lain yang saya butuhkan, maka saya memindahkan KPA ke blog ini.

Sampai hari ini, member (anggota) KPA di Facebook tersebut sudah mencapai jumlah 240an orang. Sehubungan dengan kepindahan alamat KPA ke blog ini, maka saya harapkan agar saudara-saudara yang telah menjadi member tersebut bersedia ‘mendaftar ulang’ di blog ini, dengan cara me-like, dan memberikan alamat email (supaya anda bisa mendapat kiriman tulisan-tulisan baru).

Demikian pemberitahuan saya. 

Bila masih ada hal-hal yang belum jelas dipersilakan bertanya lagi.

Jangan sungkan bertanya.

Jangan pula lupa bahwa Anda harus mempunyai alamat email yang benar, agar selalu bisa menerima kiriman-kiriman tulisan. ▲

Impian Tentang KPA

Saya ingin KPA (Komunitas Pembelajar Al-Qurãn) ini menjadi sebuah sarana untuk menampung umat Islam Indonesia (dan dunia, kalau bisa), tanpa peduli mereka dari aliran apa pun, selagi mereka mengakui Al-Qurãn sebagai kitab Allah, yang diturunkan justru untuk menghimpun mereka, mempersatukan mereka, mempersaudarakan mereka, membuat mereka jadi satu umat yang bagaikan satu bangunan yang tersusun rapi dan kokoh (Bun-yãnun Marshûsh).

Untuk itu, pertama-tama yang bisa saya lakukan hanyalah mengajak mereka bergabung dalam wadah atau forum yang bersifat darurat ini (berupa sebuah blog).
Melalui forum ini saya ingin berbagi pengetahuan tentang Al-Qurãn, dan bahan-bahan (tulisan) lain yang berhubungan, yang bila dipelajari dengan baik, maka secara perlahan tapi pasti akan semakin menambah kecintaan kita terhadap Al-Qurãn.

Lebih jauh, saya ingin wadah ini tumbuh menjadi sesuatu yang lebih berarti, lebih memberi banyak manfaat bagi pembinaan umat Islam Indonesia, menjadi satu umat yang cinta Al-Qurãn, berkualitas tinggi, dan berwawasan luas.

Saya membayangkan kelak – dengan bantuan saudara-saudara sekalian – kita mempunyai sebuah sekretariat yang besar di tingkat pusat, tempat semua kader, dengan aneka pengetahuan dan keahlian, berhimpun menyumbangkan ilmu dan tenaga mereka, demi kepentingan pembelajaran Al-Qurãn. Dan selanjutnya, di setiap wilayah, kita mempunyai kantor-kantor cabang…

Ya, saya tahu ini hanya lamunan.

Tapi, bila lamunan ini tidak menyalahi amanah Allah, untuk menyebarkan ilmuNya, saya tidak malu mengajak Anda untuk medukung dan membantu dengan berbagai cara yang bisa Anda lakukan.

Bahkan saya selalu ingin mengatakan, "Bila ini adalah arus zaman, yang ditandai dengan semakin pedulinya orang terhadap Al-Qurãn, dan optimis bahwa Islam adalah agama masa depan, maka jangan sampai Anda tidak ikut menjadi salah satu penggeraknya!"∆

Rabu, 23 Oktober 2013

Ada Saudara Kita Bertanya

"Dalam waktu 10 tahun memang banyak yang mungkin bisa kita capai, bahkan karena teramat banyak kemungkinannya bisa jadi malah kita tidak bisa mencapai apa-apa.

Hal tersebut sering terjadi pada diri saya pak, mungkin karena saya kurang fokus untuk mecapai sesuatu, atau bahkan saya juga tidak tahu apa yang saya harus capai.

Untuk kasus seperti yang saya alami bagaimana pendapat bapak?

Terkait dengan komunitas kita dari mana saya harus memulai, dan apakah target akhirnya, bisakah bapak ceritakan?"

1. Jangan sampai Anda termasuk orang yang tidak mencapai apa-apa dalam waktu 10 tahun ke depan. Silakan renungkan waktu 10 tahun ke belakang, yang telah Anda lalui. Tidakkah Anda menyesal bila di dalamnya Anda tidak berhasil mencapai sesuatu yang cukup berarti bagi diri Anda?

2. Untuk bisa mencapai sesuatu, Anda harus fokus. Seperti seorang pemanah atau penembak, Anda harus punya sasaran tembak yang pasti. Bila tidak, peluru bakal terbuang percuma.

3. Kasus yang Anda alami adalah kasus yang banyak terjadi. Anda tidak sendirian. Teman Anda banyak sekali bila Anda ingin mempertahankan keadaan itu, untuk berkahir dengan penyesalan. Jangan teruskan!

4. Tentang Komunitas kita, mulailah dengan membacai email-email yang dikirimkan kepada Anda. Ikutlah dalam arus perkembangan Komunitas ini. Berkomunikasilah dengan sesama anggota. Jangan bosan bertanya kepada pengurus. Tentang tujuan akhir Komunitas ini, silakan baca tulisan-tulisan sebelum ini.

5. Ingat selalu: perkembangan Komunitas ini ditentukan oleh semangat dan kegiatan Anda belajar. Tergantung pada tingkat kecintaan dan kepercayaan Anda terhadap Al-Qurãn.

6. Ingat juga ini: Bila Komunitas ini adalah sebuah arus zaman, jangan sampai Anda tidak ikut menggerakkannya.

Terimakasih!

Was-salãmu 'alaikum wa rahmatullãhi wa barakãtuh(u).

Apa Yang Anda Dapatkan Setelah Menjadi Member KPA?

Setelah jadi member (anggota) KPA (Komunitas Pembelajar Al-Qurãn), Anda akan dapat meminta kiriman informasi dan bahan-bahan kajian, lewat email.

Bahan kajian yang disediakan, dirancang untuk mengajak Anda melangkah setahap demi setahap, untuk memiliki kesiapan diri demi memahami Al-Qurãn seluas-luasnya, dalam waktu 10 tahun.

Bahan-bahan kajian diberikan, pada tahap awal, dalam bentuk tulisan-tulisan; kemudian akan kami siapkan juga bahan-bahan berupa rekaman audio dan video, untuk mendampingi bahan-bahan tertulis tersebut.
Pada waktu tertentu, bila jumlah anggota sudah cukup banyak, dan penyampaian bahan sudah sampai pada tahap tertentu, kami akan mengadakan acara pertemuan, dengan mengundang para anggota, untuk melakukan silatur-rahmi dan konsolidasi.
Apa yang harus Anda lakukan?
Pertama, secara mental, Anda diharapkan memasuki KPA dengan semangat belajar, rasa ingin tahu, dan kepercayaan yang tinggi terhadap Al-Qurãn. Tapi jika mental demikian itu belum Anda miliki, Anda tetap boleh bergabung, dengan berharap untuk, perlahan tapi pasti, memiliki mental demikian setelah tergabung dalam KPA.

Kedua, Anda harus rajin membaca dan mempelajari bahan-bahan yang telah dikirim lewat email Anda. Bikin jadual untuk itu. Ajukan pertanyaan-pertanyaan, bila ada. Jangan malas berkomunikasi dengan pengurus.
Ketiga, Anda diharapkan dan dianjurkan untuk berkomunikasi dengan sesama anggota, untuk menjalin ikatan persaudaraan.

Haruskah Anda mengeluarkan biaya atau membayar iuran tetap?

KPA adalah sebuah proyek besar jangka panjang, untuk membentuk manusia Indonesia berakhlak mulia, berdasarkan Al-Qurãn.

Perkembangan KPA sangat ditentukan oleh kadar kecintaan Anda terhadap Al-Qurãn.
Kita membutuhkan dana yang "sangat banyak", dan kita tidak tahu dana itu akan datang dari mana. Mungkin dari Anda, mungkin dari yang lain.

Jadi, tugas utama Anda sekarang adalah belajar. Jadikan diri Anda pembelajar!

Soal partisipasi pendanaan, Anda bisa menyumbang berapa saja, kapan saja, sesuka Anda.

Tapi, yang kami anjurkan adalah: Sediakanlah sebuah celengan, untuk Anda isi dengan uang recehan (koin) setiap hari. Setelah itu, Anda bisa menyetorkan hasilnya, misalnya, sebulan sekali.

Bila banyak orang bisa mengumpulkan "Koin Untuk Prita", koin untuk ini dan itu, mengapa kita tidak bisa mengumpulkan "Koin Untuk KPA"? ∆

Senin, 21 Oktober 2013

Apa Yang Bisa Anda Capai Dalam 10 Tahun?

Secara ekonomi, Anda bisa menjadi kaya! (Atau sebaliknya malah bangkrut!).

Satu hal yang pasti, Anda bertambah tua 10 tahun. (Atau malah tak sempat melewati waktu itu!).
Secara intelektual, Anda bisa menjadi sarjana, meraih gelar Philosophy Doctor (PhD). Tapi, bisakah gelar itu menyelamatkan Anda dari penyakit, dan kematian?

Saya mengajak Anda bergabung dalam Komunitas Pembelajar Al-Qurãn (KPA) ini, pertama-tama untuk merenungkan arti waktu 10 tahun. Dan, yang kedua, untuk mengajak Anda mengenal lebih jauh tentang Al-Qurãn, yang kita akui bersama sebagai kitab suci, yang kita percayai bisa menyelamatkan kita di dunia ini dan di akhirat nanti. Selanjutnya, yang ketiga, dengan bergabung dalam KPA ini, walau mula-mula hanya lewa dunia maya, suatu saat nanti kita bisa saling bertemu, berkumpul di suatu tempat pada suatu hari, seperti jama'ah haji, untuk berikrar bahwa kita adalah saudara. Bahwa kita adalah sebuah komunitas yang memahami amanah Allah, untuk membangun kedamaian dan perdamaian di tanah tercinta, Indonesia, dan – bila mungkin – di seluruh dunia.

Sepuluh tahun bisa jadi berlalu tanpa arti.

Dan bila dalam 10 tahun kita beramai-ramai memobilisasi umat untuk menjadi "pembelajar Al-Qurãn", bisakah Anda membayangkan kita akan menjadi apa?
Mari kita renungkan bersama. ∆

DUNIA ARAB oleh Philip K Hitti (Ringkasan)

PENDAHULUAN

Kejadian-kejadian selama Perang Dunia I dan II dan perkembangan keadaan sesudahnya, itulah yang menjadi sebab sehingga Amerika Serikat tampil ke muka sebagai salah satu negara yang paling besar kekuasaannya. Dengan demikian bangsa Amerika harus pandai berurusan dengan bangsa-bangsa lain dan harus tahu pula menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak mereka. Di antara bangsa-bangsa yang kurang dikenal sejarah dan peradabannya terdapat bangsa-bangsa yang berbahasa Arab; jumlahnya kira-kira 50 juta (perkiraan tahun 1980-an, pen.). Tempat tinggal mereka meliputi seluruh daerah antara Maroko dan Irak, yaitu daerah-daerah yang terletak di tepi Laut Tengah dan merupakan daerah-daerah penghubung antara benua Asia, Afrika dan Eropa. Di sana terdapat sumber-sumber minyak yang paling kaya.

Selain dari itu negara-negara Arab mempunyai banyak masalah yang bercorak nasional dan internasional. Perdamaian dunia mungkin tergantung pada pemecahan masalah-masalah tersebut. Beribu-ribu orang Amerika dewasa ini bekerja di pabrik-pabrik minyak dan pabrik-pabrik lainnya di Irak, Kuwait, Bahrein, Saudi Arabia, Libanon dan berjuta-juta dollar modal yang tertanam dalam industri di negara-negara tersebut. Dalam tahun-tahun belakangan ini konsesi baru diberikan kepada orang-orang Amerika di Hadramaut dan Yaman, padahal dahulu kedua negeri inilah yang paling susah dimasuki orang Amerika dan Eropa.

Akan tetapi perhatian yang ditujukan oleh dunia Barat terhadap negara-negara Arab bukan saja hanya bercorak politik dan ekonomi. Dalam lapangan kebudayaan pun sudah terjadi persentuhan dunia Barat dengan bangsa-bangsa Arab sejak sekitar tahun 1870. Pada waktu itu guru-guru, pendeta-pendeta, ahli-ahli benda kuno dan orang-orang yang bekerja dalam lapangan sosial berduyun-duyun pergi dari Amerika ke daerah pesisir timur dari Laut Tengah, daerah di mana dimulai perkembangan agama Yahudi dan Nasrani yang tak terkira besar sumbangannya dalam lapangan ilmu pengetahuan dan kesusastraan selama Abad Pertengahan. Dan di sana jugalah mulai tersebar agama yang ketiga, agama Islam, yang rapat pertaliannya kepada kedua agama tadi dan mempunyai dasar yang sama, yaitu ke-Esaan Tuhan. Terutama berkat usaha orang-orang Amerika tadilah, ditambah dengan usaha ahli-ahli pengajar dari Inggeris dan Perancis, sehingga orang-orang Arab mulai timbul kesadarannya dan mulai melangkah kemajuan dan ke arah zaman modern. Hal ini mengkibatkan kebangunan di seluruh dunia Islam yang berpusat di negeri Arab.

Buku ini hendak menuturkan secara ringkas dan mudah dipahami riwayat dan kebudayaan bangsa-bangsa Arab tersebut. Karangan ini merupakan penerbitan ringkas dari karangan saya History of the Arabs, yang mula-mula diterbitkan oleh Macmillah di London dan dan New York. Edisi ringkas ini mula-mula diterbitkan oleh Princeton University Press dan sejak itu berkali-kali dicetak ulang, baik di Amerika maupun di Inggeris, sedang terjemahannya sudah ada dalam beberapa bahasa Eropa dan Asia, seperti bahasa Perancis, Sepanyol, Portugis, Belanda, Arab, Urdu, dan Indonesia.

Mudah-mudahan edisi ringkas ini, yang isinya diubah dan disesuaikan seperlunya, dapat berfaedah bagi tiap pembaca, khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa yang baru mulai mempelajari dunia Arab.
Philip K. Hitti

***Disalin dari DUNIA ARAB/SEJARAH RINGKAS, terjemahan Usuludin Hutagalung dan O.D.P. Sihombing, terbitan Penerbit "SUMUR BANDUNG", cetakan ketujuh, tanpa tahun. (Penyalin, membelinya pada 23 Desember 1989).

Yuk Kita Bangun Komunitas Pembelajar Al-Qurãn!


Ar-Rahmãn(u); 'Allamal-Qurãna (ta'lîman).
Ar-Rahmãn (Dialah, Allah); (Yang) telah mengajarkan Al-Qurãn (sebagai rûh – ilmu - pembangkit aktifitas pembelajaran).
Mari kita fungsikan Al-Qurãn sebagai sebagai rûh (ilmu) pembangkit aktifitas pembelajaran!
Mari kita pelajari Al-Qurãn dengan mengerahkan segala kemampuan (jasmaniyah, ruhaniyah, maliyah – materi).
Mari posisikan diri sebagai pembelajar Al-Qurãn.
Mari ciptakan komunitas pembelajaran Al-Qurãn!
Apa itu komunitas pembelajaran Al-Qurãn?
Komunitas pembelajar Al-Qurãn adalah sebuah kelompok, yang para anggotanya adalah orang-orang (anak-anak, pemuda, dewasa) yang punya minat besar untuk mengikuti secara aktif proses pembelajaran Al-Qurãn.
Apa itu pembelajaran Al-Qurãn?
Pembelajaran Al-Qurãn adalah: (1) Pencanangan, penetapan, pemutusan untuk menobatkan Al-Qurãn sebagai "Raja Segala Ilmu", yang layak menjadi imam dalam kehidupan, dan menjadi ruh peradaban; (2) Penghimpunan orang-orang yang yang berminat tinggi untuk bersama-sama mempelajari Al-Qurãn; (3) Penghimpunan dana untuk menyediakan segala sarana belajar (tempat dan bahan ajar); (4) Penyusunan kurikulum pembelajaran yang memadai, sesuai kebutuhan tahapan-tahapan belajar; (5) dan lain-lain (yang pendataannya dilakukan sambil jalan).
Apa target utama komunitas ini?
Target utama, dan awal, dari komunitas ini adalah melakukan mobilisasi (pengerahan) sumber daya manusianya untuk mencapai tahap awal dan terpenting, yakni memahami Al-Qurãn dengan sebaik-baiknya, sesuai kemampuan.
Berapa lama target itu bisa dicapai?
Dengan menjadikan sejarah Rasulullah tahap awal, yaitu Periode Makkiyah, sebelum turun perintah shalat, yakni selama 10 tahun, maka komunitas ini diharapkan bisa mencapai target tersebut.
Apakah kegiatan komunitas ini, selama 10 tahun, hanya mempelajari target teoritis tersebut?
Tidak. Kegiatan belajar teori, ibarat aliran sungai, hanyalah "arus pemurkaan". Seiring dengan itu, di bawahnya, atau di dalamnya, mengalir arus kehidupan normal, yang secara bertahap diwarnai, dibenahi, dan diarahkan oleh nilai-nilai ilmu yang telah dipelajari.
Apa persyaratan untuk masuk komunitas ini?
1. Punya minat tinggi mengenal Al-Qurãn;
2. Siap mengikuti proses pembelajaran;
3. Ikut mendanai sesuai kemampuan (suka rela).∆