Minggu, 03 November 2013

Mengapa Dulu Dialek Quraisy Dominan?

Meskipun Bahasa Arab merupakan bahasa umum di semenanjung Arabia, perbedaan lingkungan dan sejarah dari berbagai suku menghasilkan perbedaan dialek yang sangat beragam. Dalam banyak hal, setiap suku menggunakan kata-kata yang berbeda untuk menyebut satu barang. Sebagai contoh, beberapa suku menyebut singa asad, yang lain menggunakan kata layth, hamzah, hafs atau ghadanfar.

Dalam hal lain, perbedaan-perbedaan timbul karena huruf-huruf tertentu diucapkan dengan bunyi berbeda. Namun, pada masa Nabi Muhammad, dialek suku Quraisy muncul sebagai dialek yang paling menonjol. Dialek Quraisy menjadi sangat dihormati dari semua dialek karena alasan-alasan sebagai berikut:


1.      Makkah dan daerah-daerah sekitarnya, termasuk Ka’bah yang merupakan rumah ibadah, adalah bagian dari kekuasaan Quraisy. Setiap suku mempunyai patung-patung dari para dewa mereka, yang diletakkan di dalam maupun di sekeliling Ka’bah. Dengan demikian, Ka’bah dianggap sebagai pusat spiritual bagi semua suku-suku Arab, dan kunjungan ke rumah ibadah itu pun mereka lakukan tak henti-hentinya sepanjang tahun.

2.      Selama bulan haji, rombongan dari semua suku biasa mengunjungi Makkah dalam rangka melaksanakan ibadah haji. Ibadah ini (konon) dimulai oleh Nabi Ibrahim dan putra-putranya ketika mereka pertama kali membangun Ka’bah (?), dan selanjutnya menjadi ibadah tradisional keturunan mereka yang tinggal di semenanjung Arabia. Namun mereka memberikan tambahan dengan upacara-upacara palsu (bukan ajaran Nabi Ibrahim) yang melibatkan pemujaan terhadap patung-patung dan takhyul-takhyul. Suku Quraisy bermurah hati dengan menjadi penyedia air minum (siqãyah) bagi semua pengunjung serta hewan-hewan mereka. Hal itu mereka lakukan tanpa meminta bayaran, sebagai bukti kedermawanan mereka. Karena itulah suku Quraisy menjadi suku yang paling dihormati di tengah bangsa Arab.

3.      Makkah terletak di tengah semua rute perjalanan dagang antara Syria dan Persia di sebelah Utara, dan antara Yaman dan Afrika di sebelah Selatan. Dengan demikian, keluarga para pedagang besar (saudagar) Quraisy menjadi keluarga-keluarga terkaya di Arabia, yang otomatis membuat Quraisy menjadi semakin dihormati oleh suku-suku lainnya.

(Dari Ushulut-tafsîr Abu Ameena Bilal Philips,Kalamullah.com)

Tidak ada komentar: