1. Pijakan
“Sesungguhnya Al-Qurãn ini memandu kearah kehidupan yang
mahatangguh serta membawa semangat optimis bagi para mu’min yang berbuat tepat
menurutNya bahwa mereka pasti mendapatkan hasil sebesar-besarnya.” (Surat
Al-Isra ayat 9).
“Sesungguhnya keunggulan Al-Qurãn atas seluruh ‘kalam’ (ide;
wacana; artikel; buku; tontonan, dsb.) adalah sama dengan keunggulan Allah atas
seluruh makhluknya.” (Hadis).
“Sesungguhnya Al-Qurãn itu (bisa menjadi) pembelamu, atau
penuntutmu.” (Hadis)
“(Manusia) yang terbaik di antara kalian adalah dia yang
belajar Al-Qurãn, kemudian mengajarkannya.” (Hadis).
Kitab-kitab sejarah dan sunan menunjukkan bahwa para sahabat berlomba menghafalkan Al-Quran dan mereka memerintahkan anak-anak dan istri-istri mereka untuk menghafalkannya. Mereka membacanya dalam shalat di tengah malam, sehingga alunan suara mereka teredengar bagai suara lebah.
Rasulullah pun sering melewati rumah-rumah orang Anshar dan berhenti untuk mendengar alunan suara mereka yang membaca Al-Quran di rumah-rumah. (Manna Khalil al-Qatthan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran).
Kitab-kitab sejarah dan sunan menunjukkan bahwa para sahabat berlomba menghafalkan Al-Quran dan mereka memerintahkan anak-anak dan istri-istri mereka untuk menghafalkannya. Mereka membacanya dalam shalat di tengah malam, sehingga alunan suara mereka teredengar bagai suara lebah.
Rasulullah pun sering melewati rumah-rumah orang Anshar dan berhenti untuk mendengar alunan suara mereka yang membaca Al-Quran di rumah-rumah. (Manna Khalil al-Qatthan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran).
2. Ajakan
Saudara-saudara sekalian! Dari segi jumlah (kuantitas) kita
adalah bangsa Muslim terbesar di dunia. Tapi dalam hal kedekatan, kegemaran,
kecintaan, dan penghayatan terhadap Al-Qurãn, bisa jadi keadaan kita adalah
sebaliknya.
Bila kita perhatikan kehidupan kaum Muslimin Indonesia
sehari-hari, tampak jelas bahwa kedekatan kita dengan Al-Qurãn telah
tergantikan oleh keakraban kita dengan berbagai saingannya dalam berbagai
bentuk hiburan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi dan maraknya media
sosial, tempat kita bisa menghabiskan waktu untuk bersenang-senang mencari
hiburan, untuk mengilangkan stres kita karena berbagai tekanan dan kesulitan
hidup yang sebenarnya tercipta oleh gaya hidup modern, yang ‘keren’ namun pada
hakikatnya membuat kita selalu merasa kosong, hampa, bingung, alias lapar dan
haus secara batin.
Hal itu pada hakikatnya terjadi karena kita telah
mengabaikan santapan dan obat ruhani kita, yakni Al-Qurãn, yang kita sebut
sebagai kitab suci. Semula sebutan ini kita buat tentu untuk menegaskan
fungsinya sebagai penyuci batin kita dari segala motivasi selain kepatuhan
terhadap Allah. Namun, perlahan tapi pasti, ‘kesucian’ Al-Qurãn terjadi karena
ia bebas dari sentuhan kita! Kita telah membuat Al-Qurãn terasing.
Tak perlu berpanajang kalam. Dampak dari terasingnya
Al-Qurãn telah sama kita rasakan.
Karena itu, selagi kesadaran masih bisa timbul, mari kita
akrabi kembali Al-Qurãn.
Mari kita kembali kepada Al-Qurãn!
Mari kita sambut da’wah Allah yang menawarkan kemenangan,
keunggulaan, dan kebahagian!
Saudaraku!
Mari kita ciptakan GERAKAN CINTA AL-QURÃN !!!
3. Caranya
1.
Bersatulah para pengajar
Al-Qurãn bersama para pemilik tempat dan dana.
2.
Bikin maklumat kepada para
pemuda/pemudi (terutama), anak-anak, dan juga orang dewasa dan tua, agar mereka
berkumpul di suatu tempat (masjid, mushalla, rumah pribadi, dll.), setiap
malam, untuk bersama-sama membaca Al-Qurãn, selama 1 jam.
3.
Sediakan makanan dan
minuman.
4.
Setiap peserta diabsen.
Buat catatan mulai dari siapa yang selalu hadir, sampai kepada yang paling
jarang hadir. Beri penghargaan (hadiah) bagi yang paling sering hadir sesuai
peringkat kehadiran mereka.
5.
Berikan hadiah paling
lambat 3 bulan sekali.
6.
Sediakan mushhaf Al-Qurãn
yang bagus, utamakan yang disertai terjemahan per kata.
7.
Acara pembacaan Al-Qurãn
bisa dimulai sejak pukul 20.00, pukul 21.00, pukul 22.00. Selambat-lambatnya
dimulai pukul 23.00 waktu WIB (sesuaikan dengan waktu setempat).
8.
Setiap peserta harus
memegang 1 mushhaf Al-Qurãn, yang dibelikan panitia (tidak boleh tidak memegang
mushhaf).
9.
Pembacaan dipimpin oleh
ahlinya, atau setidaknya yang paling baik bacaannya. Atau bisa juga dengan menyetel rekaman. Para peserta diwajibkan
membaca dengan suara cukup keras, tidak boleh membaca pelan, apalagi hanya
dalam hati. Mereka harus membiasakan diri untuk menyuarakan Al-Qurãn.
10.
Pembacaan hanya dilakukan
sekitar 1 jam.
11.
Pembacaan pada hari pertama
dimulai dari surat Al-Fãtihah, dilanjutkan dengan surat-surat lain, dan
berhenti pada akhir surat, setelah waktu sudah mencapai 1 jam (bisa kurang atau
lebih sedikit). Hari berikutnya dilanjutkan dengan surat-surat lain.
12.
Setelah khatam, dimulai
lagi dari surat Al-Fãtihah. Dan begitu seterusnya berulang-ulang.
13.
Setelah sekian tahun,
panitia diharapkan melakukan seleksi untuk memisahkan para peserta menjadi dua
kelompok, yaitu:
a.
kelompok yang sudah hafal
mushhaf
b.
kelompok yang belum hafal.
14.
Kelompok yang sudah hafal
dipisahkan, untuk selanjutnya diberi pelajaran bahasa dan tafsir Al-Qurãn,
serta berbagai wawasan yang dibutuhkan.
15.
Para peserta yang sudah
punya kemampuan membentuk kelompok baru, dipersilakan membentuk
kelompok-kelompok baru. Beri bantuan dana bila perlu.
4. Lakukan segera!
Demikianlah saudaraku.
Mudah-mudahan ide tentang GERAKAN CINTA AL-QURÃN ini
mendapat sambutan.
Dan mudah-mudahan gerakan ini dapat dilakukan secepatnya di
tempat tinggal anda, di mana pun. Di seluruh peloksok Indonesia.
Ketahuilah bahwa gerakan ini akan dibenci oleh siapa pun
yang tidak menghendaki umat Islam bangkit dari keterpurukannya. Dan itu adalah
tantangan yang harus kita hadapi, dan justru harus semakin meningkatkan gairah
kita.
Mari berjuang bersama!
Cintai Al-Qurãn!
Bangkitlah dari keterpurukan.
Tunjukan bahwa kebangkitan kita adalah rahmat bagi seluruh
alam!
Ayo mulai!
Jangan tunda-tunda lagi.
Allahu akbar!
*Bekasi, Sabtu, 17 Januari, pkl. 20.01, 2015.
A. Husein
Tidak ada komentar:
Posting Komentar